Resmi Berdiri, SOU International Learning Indonesia Buka Peluang Anak Muda Kerja ke Jepang

SOU Holdings Co., Ltd., perusahaan Jepang terkemuka, mendirikan PT SOU International Learning Indonesia, lembaga pelatihan vokasi yang khusus dalam perawatan lansia, dengan dukungan dari PT Indonesia Research Institute Japan Jakarta (IRIJ). LPK ini secara resmi dibuka di Depok pada 27 Agustus 2025, dan di Bandung Provinsi Jawa Barat pada 1 Oktober.

Acara peresmian dihadiri langsung oleh Direktur Utama dan Presiden SOU Holdings, serta Komisaris PT SOU International Learning Indonesia, Matsumaru Yoshiki, Direktur SOU Holdings Inc, Matsumaru Akiko, serta jajaran manajemen dari Jepang. Dari pihak Indonesia hadir Albertus Prasetyo Nugroho, Direktur Utama PT SOU International Learning Indonesia.

Dalam sambutannya, Matsumaru Yoshiki menyampaikan apresiasi kepada IRIJ dan semua pihak yang telah mendukung kerja sama ini. Ia menekankan bahwa sekolah ini bukan hanya menjadi pusat pelatihan, tetapi juga gerbang peluang kerja bagi anak muda Indonesia di Jepang.

SOU Holdings Inc. sendiri memiliki jaringan bisnis luas di Jepang, mulai dari penitipan anak (保育園/hoikuen), perawatan lansia, pemakaman, perjalanan & akomodasi, hingga event organizer. Lulusan yang lolos kualifikasi akan ditempatkan langsung di berbagai fasilitas SOU di Jepang.

“Tujuan kami mendirikan sekolah ini adalah untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja di Jepang sekaligus membangun hubungan lebih erat antara Indonesia dan Jepang,” ujar Matsumaru.

Matsumaru menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar: ekonomi terbesar di ASEAN, penduduk keempat terbanyak di dunia, dengan rata-rata usia hanya sekitar 30 tahun. Di sisi lain, Jepang menghadapi penurunan populasi dan penuaan masyarakat yang berimbas pada berkurangnya tenaga kerja.

Karena itu, tenaga kerja asing menjadi solusi penting. Namun, syarat utamanya adalah kemampuan bahasa Jepang, karena mayoritas masyarakat Jepang belum bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris.

SOU Holdings Inc. telah berdiri selama 110 tahun, memiliki 26 anak perusahaan dengan sekitar 4.500 karyawan. Selain Jepang, perusahaan ini juga mengelola bisnis di California dan Hawaii, Amerika Serikat.

Filosofi bisnis SOU selalu menekankan pentingnya nilai kehidupan dan kesejahteraan manusia. Prinsip inilah yang juga diterapkan di SOU International Learning Indonesia.

SOU Holdings Inc. telah berdiri selama 110 tahun, memiliki 26 anak perusahaan dengan sekitar 4.500 karyawan. Selain Jepang, perusahaan ini juga mengelola bisnis di California dan Hawaii, Amerika Serikat.

Filosofi bisnis SOU selalu menekankan pentingnya nilai kehidupan dan kesejahteraan manusia. Prinsip inilah yang juga diterapkan di SOU International Learning Indonesia.

Para siswa akan menjalani program intensif selama 5 bulan, meliputi:

• Bahasa Jepang

• Budaya kerja Jepang

• Keterampilan teknis bidang Kaigo

Setelah lulus, siswa akan ditempatkan di berbagai fasilitas SOU Holdings Inc. di Jepang, termasuk Prefektur Shiga, Tokyo, Osaka, Chiba, Kanagawa, Shizuoka, dan Miyazaki.

100 Hari Kurikulum: “Arbee Method”

Direktur Utama PT SOU International Learning Indonesia, Albertus Prasetyo Nugroho (Arbi), menjelaskan bahwa pendirian sekolah ini sejalan dengan program “Astacita” Presiden Prabowo Subianto yang menekankan peningkatan lapangan kerja berkualitas.

Arbi menambahkan bahwa kurikulum yang diterapkan dikenal dengan nama “Arbee Method”, yakni metode belajar bahasa Jepang terpadu yang meliputi:

• Pembelajaran di kelas

• Aktivitas fisik

• Bimbingan kehidupan sehari-hari

Metode ini dirancang agar siswa pemula dapat mencapai JLPT N4 dalam waktu 100 hari, sekaligus siap beradaptasi dengan budaya dan kehidupan di Jepang.

“Arbee Method adalah sistem pembelajaran terpadu untuk mencetak siswa yang fasih berbahasa Jepang sekaligus siap hidup di Jepang,”
– Albertus Prasetyo Nugroho (Arbi)

Dengan berdirinya SOU International Learning Indonesia di Depok dan Bandung, peluang generasi muda Indonesia untuk bekerja di Jepang semakin terbuka lebar.

Sekolah ini tidak hanya menjawab kebutuhan tenaga kerja di Jepang, tetapi juga menjadi wadah untuk meningkatkan kompetensi, kemandirian, dan masa depan anak muda Indonesia.