Kuliner Unik di Jepang: Rasa, Tekstur, dan Tradisi yang Bikin Penasaran

Kuliner Jepang tidak hanya tentang sushi, ramen, atau tempura. Di setiap prefektur, ada hidangan khas dengan rasa, tekstur, dan cerita budaya yang berbeda. Dari hasil laut musiman hingga fermentasi tradisional, ragam kuliner unik di Jepang memperlihatkan bagaimana masyarakatnya menghargai musim (shun), kesegaran bahan, dan teknik memasak yang presisi.

Fermentasi dan Rasa Khas yang Berani

Nattō kedelai fermentasi menjadi sarapan favorit sebagian orang Jepang. Teksturnya lengket, aromanya kuat, namun rasanya gurih-manis ketika dicampur kecap asin, mustard, dan daun bawang di atas nasi hangat. Penggemarnya menyukai sensasi “stretchy” yang khas dan manfaat probiotiknya. Shirako, sajian musiman di musim dingin, memiliki tekstur lembut dan rasa gurih halus; disajikan digoreng ringan, dipanggang, atau dalam nabe (hot pot), hidangan ini menonjolkan keunikan pemanfaatan hasil laut Jepang.

Lautan sebagai Dapur Besar

Di Toyama, hotaru-ika (cumi-cumi “kunang-kunang”) dimakan saat musim semi ketika sedang puncak kualitasnya; rasanya manis-gurih dan sering disajikan dengan cuka miso. Ikameshi dari Hokkaidō cumi diisi nasi lalu direbus dalam saus kecap memberi cita rasa manis-gurih dengan aroma laut yang dalam. Dari Okinawa, umi-budō atau “anggur laut” menghadirkan sensasi meletup di mulut ketika disantap bersama ponzu; teksturnya renyah-segar dan sangat cocok sebagai pendamping hidangan panggang.

Daging, Jeroan, dan Kelezatan Tersembunyi

Basashi (sashimi daging kuda) populer di Kumamoto; irisan tipis dengan saus kecap manis, jahe, dan bawang putih menghasilkan rasa bersih dan manis alami. Di berbagai izakaya, horumon (jeroan) dipanggang dengan saus tare hingga karamelisasi, menghadirkan tekstur kenyal dan aroma smokey yang memikat. Beberapa restoran berlisensi menyajikan fugu (ikan buntal) dalam bentuk sashimi transparan atau nabe; teksturnya kenyal-halus dan rasanya lembut.

Mie, Hot Pot, dan Hidangan Rumahan

Di Yamanashi, hōtō mi lebar dalam kuah miso labu memberi rasa gurih-manis yang menenangkan, terutama saat udara dingin. Kiritanpo dari Akita, nasi yang dibentuk silinder lalu dibakar dan disajikan dalam sup ayam, menghadirkan aroma bakaran dan tekstur kenyal yang unik. Hiroshima okonomiyaki disusun berlapis dengan kol, telur, dan mi, lalu disiram saus manis-gurih; rasanya kompleks, porsinya mengenyangkan. Monjayaki dari Tokyo menawarkan versi adonan yang lebih cair; ketika dimasak di teppan, teksturnya lengket-renyah dan kaya umami.

Khas Okinawa dan Nagoya yang Berkarakter

Masakan Okinawa terkenal berani. Gōya champurū memadukan pare, tahu, telur, dan daging; rasa pahit segarnya justru bikin nagih. Taco rice daging berbumbu gaya Tex-Mex di atas nasi menunjukkan kreativitas kuliner pulau selatan ini. Di Nagoya, miso katsu (katsu dengan saus miso merah) menyajikan perpaduan renyah daging goreng dan saus pekat yang gurih. Hitsumabushi (belut panggang) dinikmati dalam tiga cara: apa adanya, dengan bumbu pelengkap, lalu disiram kaldu hangat setiap tahap memperkaya lapisan rasa.

Camilan, Manisan, dan Teh yang Menenangkan

Jepang juga kaya wagashi (manisan tradisional). Warabimochi bertabur bubuk kinako menyuguhkan tekstur kenyal dan rasa kacang panggang yang lembut. Ichigo daifuku memadukan mochi, pasta kacang merah, dan stroberi segar, menghadirkan kontras manis-asam yang memanjakan. Di Kanazawa, es krim berlapis serbuk emas bukan sekadar gimmick; tekstur krimnya yang lembut dan aroma teh hijau atau vanila memberi keseimbangan rasa. Untuk minum, matcha yang kental dan amazake yang hangat menawarkan ketenangan setelah berjalan-jalan menyusuri pasar kuliner.

Pengalaman Kuliner: Musim, Pasar, dan Etika Makan

Pengalaman terbaik muncul ketika mengikuti musim. Nikmati ikan dan hasil laut saat puncak kualitasnya, cobalah yatai (kios malam) untuk suasana santai, atau kunjungi pasar seperti Kuromon (Osaka), Nishiki (Kyoto), dan area Tsukiji Outer Market (Tokyo) untuk mencicipi hidangan segar. Saat makan, slurp mi soba/ramen tidak dianggap tidak sopan; namun hindari menancapkan sumpit tegak di nasi, dan usahakan tidak berjalan sambil makan di area rama kebiasaan kecil yang menunjukkan rasa hormat pada budaya setempat.